Amanda Anisimova tumbangkan petenis peringkat 1 Aryna Sabalenka di semifinal Wimbledon

2025-07-11 10:18:29 By Odegaard

Petenis unggulan ke-13 pantang menyerah demi menumbangkan petenis unggulan pertama, Sabalenka dengan 6-4, 4-6, 6-4 di semifinal Wimbledon yang berlangsung selama 2 jam 37 menit.

 

Kemenangan tersebut menjadi kemenangan keenam petenis AS atas petenis peringkat 5 besar sekaligus kemenangan pertamanya atas petenis peringkat 1 dunia. Empat kemenangan di antaranya ia raih usai mengatasi Sabalenka, di mana kini ia unggul dalam head to head mereka dengan 6-3. Selain itu, ia kini mencatatkan 12-2 di turnamen grass-court musim ini setelah ia lolos ke final di Queen’s Club dan perempatfinal di Berlin.

 

Petenis berusia 23 tahun menjadi petenis pertama kelahiran abad ke-21 yang lolos ke final Wimbledon sekaligus petenis ketujuh kelahiran abad ke-21 yang lolos ke final Grand Slam mana pun setelah Bianca Andreescu, Iga Swiatek, Emma Raducanu, Lelyah Annie Fernandez, Cori Gauff, dan Zheng Qinwen.

 

Seorang bintang junior yang dengan cepat membawa bakat luar biasa ke turnamen WTA, termasuk melenggang ke semifinal French Open musim 2019 ketika masih berusia 17 tahun, perjalanan petenis AS menuju momen ini tidak mudah. Pada musim 2023, ia memuturkan jeda selama tujuh bulan dari dunia tenis demi kesehatan mentalnya. Saat ini pada musim lalu, ia kembali berkompetisi, tetapi peringkat 189 dunia yang ia huni saat itu terlalu rendah baginya untuk bisa melakoni Grand Slam di London dan ia kalah dari Eva Lys di babak kualifikasi.

 

Namun sejak saat itu, petenis unggulan ke-13 membuka jalan menuju peringkat 20 besar setelah ia melakoni final turnamen WTA level 1000 pertama dalam kariernya di Toronto sebelum memenangkan gelar pertama turnamen level tersebut di Doha awal musim ini.

 

Berkat pencapaian di London, ia dipastikan akan debut di peringkat 10 besar pada pekan depan. Ia juga menjadi petenis kedua di Open Era yang lolos ke final Grand Slam setelah kalah di babak kualifikasi pada musim sebelumnya, mengikuti jejak langkah Andreescu di US Open musim 2019.

 

“Saya pikir itu memperlihatkan bahwa semua ini mungkin dilakukan,” ungkap Anisimova. “Saya pikir itu pesan yang benar-benar istimewa yang bisa saya sampaikan karena ketika saya rehat sejenak, banyak orang yang mengatakan kepada saya bahwa saya tidak pernah bisa mencapai puncak lagi jika kita terlalu lama beristirahat dari olahraga.”

 

“Itu agak sulit diterima, karena saya ingin kembali, masih ingin mencapai banyak hal, dan suatu hari nanti memenangkan Grand Slam. Saya bisa membuktikan bahwa kita bisa kembali ke puncak jika kita memprioritaskan diri sendiri. Itu sangat istimewa bagi saya.”

 

Demi memenangkan gelar Grand Slam pertama dalam kariernya, Anisimova akan berhadapan dengan petenis unggulan kedelapan, Iga Swiatek.