Carlos Alcaraz Akui Jannik Sinner Tak Biarkan Dirinya Bernapas
2025-07-16 01:04:43 By Odegaard

Petenis berusia 22 tahun harus menjadi runner up Wimbledon musim ini setelah kandas di tangan petenis peringkat 1 dunia, Jannik Sinner yang memenangkan final Grand Slam tersebut dengan empat set.
Kekalahan tersebut menjadi kekalahan pertama petenis berkebangsaan Spanyol di Wimbledon dalam tiga musim terakhir. Selain itu, kekalahan tersebut menjadi kekalahan pertamanya di final Grand Slam. Sebelumnya, ia telah memenangkan lima gelar Grand Slam, yaitu US Open musim 2022, Wimbledon musim 2023 dan 2024, serta French Open musim 2024 dan 2025.
Berbicara kepada Movistar +, mantan petenis peringkat 1 dunia mengakui bahwa petenis berkebangsaan Italia, Sinner bermain dengan begitu baik di final tersebut sehingga petenis unggulan pertama tidak membiarkannya ‘bernapas’.
“Itu kekalahan yang harus dipelajari, kalah di final Grand Slam memang selalu menyakitkan, tetapi anda harus melihat banyak hal dari sudut pandang yang berbeda,” ungkap Alcaraz.
“Saya merasa gembira dan bangga dengan hal yang saya lakukan. Kali ini saya menghadapi petenis dengan level permainan yang sangat tinggi, ada saat-saat di mana ia tidak membiarkan saya bernapas, ia lebih baik daripada saya. Kita harus menerima dan belajar.”
Di sisi lain, kemenangan tersebut menjadi kemenangan yang besar bagi juara Australian Open musim 2025, Sinner yang memenangkan gelar Wimbledon untuk kali pertama dalam kariernya sekaligus menjadi gelar Grand Slam keempat dalam kaariernya.
Selain itu, kemenangan tersebut menjadi kemenangan pertama petenis berkebangsaan Italia atas petenis berkebangsaan Spanyol yang memenangkan lima pertemuan mereka sebelumnya secara beruntun. Salah satunya adalah ketika mereka bertemu di final French Open beberapa pekan lalu, di mana di salah satu momen, petenis berkebangsaan Italia menciptakan tiga peluang match point di set keempat. Tidak hanya ia gagal memanfaatkan peluang tersebut, tetapi petenis berkebangsaan Spanyol mengamankan servisnya dan di game selanjutnya, ia menyamakan kedudukan 5-5.
Alcaraz lalu memenangkan set tersebut melalui babak tiebreak sebelum akhirnya memenangkan pertandingan melalui babak tiebreak set kelima. Final tersebut berlangsung lebih dari 5 jam, sehingga secara resmi menjadi final terpanjang kedua dalam sejarah Grand Slam di Open Era.
Sedang Tayang




🔥 Populer









