Disoraki di Anfield! Alexander-Arnold Malah Jadi Korban Fans Sendiri!
2025-11-08 00:02:27 By Ziga
Kepindahan Trent Alexander-Arnold ke Real Madrid masih menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan pendukung Liverpool. Untuk pertama kalinya sejak hengkang, pemain jebolan akademi The Reds itu kembali menginjak rumput Anfield—namun bukan untuk membela, melainkan menghadapi klub yang telah membesarkannya.
Suasana penuh emosi tak terhindarkan. Banyak suporter Liverpool menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap keputusan bek kanan berusia 27 tahun itu meninggalkan klub yang sudah dibelanya sejak kecil. Namun, menurut mantan pemain The Reds Jermaine Pennant, reaksi keras dari tribun tersebut muncul karena para fans belum sepenuhnya memahami alasan di balik kepergian sang pemain.
Pennant meyakini Alexander-Arnold memiliki motivasi kuat untuk mencoba tantangan baru di Spanyol dan menilai kepindahan ke Madrid bisa menjadi langkah penting dalam perjalanan kariernya.
“Dia ingin berkembang dan menguji dirinya di level tertinggi. Saya yakin Trent akan menunjukkan kelasnya di Real Madrid,” ujar Pennant kepada AS.
Alexander-Arnold resmi berseragam Los Blancos pada Juni lalu, usai Madrid menebus kompensasi sekitar 10 juta euro agar transfernya bisa terealisasi lebih cepat sebelum kontraknya di Liverpool berakhir. Kesepakatan itu juga membuatnya berpeluang tampil di ajang Piala Dunia Antarklub.
Namun, keputusan meninggalkan klub masa kecilnya setelah dua dekade menimbulkan luka emosional bagi banyak pendukung Liverpool. Saat namanya diumumkan jelang laga Liga Champions di Anfield pekan ini, siulan dan cemooh keras terdengar dari arah tribun, menandai perpisahan yang pahit antara pemain dan fans.
Menariknya, Alexander-Arnold tampak tenang di bangku cadangan di bawah arahan pelatih Xabi Alonso. Kamera televisi bahkan menangkap momen dirinya bercanda dengan rekan setim, seolah tak terusik oleh reaksi para pendukung.
Pennant, yang pernah memperkuat Liverpool pada periode 2006–2008, mengingatkan publik agar tidak terlalu cepat menghakimi. Ia menilai situasi ini wajar mengingat kedekatan emosional antara klub dan para suporternya.
“Fans Liverpool dikenal sangat bersemangat dan penuh cinta terhadap klub,” jelasnya. “Mereka kecewa karena merasa kehilangan. Bagi mereka, Liverpool bukan sekadar klub — ini adalah keluarga.”
Lebih lanjut, Pennant menilai bahwa kemarahan fans lahir dari rasa kehilangan, bukan kebencian.
“Mereka merasa Trent meninggalkan bagian penting dari kota dan komunitasnya. Saya paham perasaan itu — tidak ada yang ingin melihat pemain yang begitu berarti pergi, apalagi setelah dua puluh tahun bersama klub,” tutupnya.
Sedang Tayang
🔥 Populer