Dulu Sering Blunder, Kini Robert Sanchez Jalani Masa Keemasan di Chelsea

2025-11-03 14:13:51 By Anthem

Robert Sanchez mengakui dirinya tengah berada dalam fase terbaik sejak bergabung bersama Chelsea. Kiper asal Spanyol itu merasa telah berhasil melewati masa-masa sulit dalam kariernya di London.

Sejak direkrut dari Brighton pada Agustus 2023, Sanchez sempat mengalami periode yang tidak mudah. Dalam 18 bulan pertamanya berseragam The Blues, ia beberapa kali menjadi sorotan akibat sejumlah kesalahan fatal. Bahkan, di musim lalu, ia tercatat melakukan lima blunder yang berujung pada gol untuk tim lawan.

Kondisinya sempat semakin berat ketika pada Februari lalu, posisinya di bawah mistar digantikan oleh Filip Jorgensen. Namun, Sanchez mampu bangkit dan tampil solid di penghujung musim, membantu Chelsea finis di empat besar Premier League serta menjuarai Piala Dunia Antarklub 2025.

Memasuki musim ini, Sanchez kembali dipercaya sebagai kiper utama dan selalu tampil sebagai starter di ajang Liga Inggris. Meski sempat melakukan kesalahan yang membuatnya menerima kartu merah saat kalah dari Manchester United, performanya kembali memukau kala membawa Chelsea menang tipis 1-0 atas Tottenham Hotspur akhir pekan lalu.

“Saya merasa sangat percaya diri, dalam kondisi fisik yang bugar, dan berada pada level permainan terbaik saya,” ujar Sanchez kepada The Athletic usai laga melawan Spurs.
“Saya tetap tenang karena klub selalu meyakinkan bahwa saya adalah kiper nomor satu mereka. Secara pribadi, saya bisa bilang ini adalah periode terbaik saya di Chelsea. Saya tampil konsisten, percaya diri, mendapat dukungan penuh dari para penggemar — semua itu membantu saya berkembang,” tambahnya.

Sanchez juga mengenang awal yang berat ketika pertama kali datang ke Stamford Bridge. Proses adaptasi yang terlalu singkat membuatnya sempat kesulitan beradaptasi.

“Perpindahan saya ke Chelsea tidaklah mudah. Saya datang dalam waktu yang sangat singkat, hanya sempat menjalani tiga sesi latihan sebelum langsung bermain bersama manajer baru saat itu, Mauricio Pochettino, dan tim yang juga baru bagi saya. Itu menjadi tantangan tersendiri,” ujarnya.

“Ketika saya mulai terbiasa, cedera lutut parah terjadi saat Natal dan membuat saya absen hampir sepanjang paruh kedua musim. Saya berusaha kembali lebih kuat, tapi kemudian datang manajer baru, Enzo Maresca, dengan banyak pemain baru juga. Saya harus memulai semuanya dari awal lagi,” lanjutnya.

Sanchez sadar bahwa bermain untuk klub besar seperti Chelsea berarti selalu berada di bawah tekanan.
“Kalau Anda bermain untuk tim besar, tekanan akan selalu ada — terutama ketika tim atau diri Anda sendiri tampil kurang baik,” katanya.
“Sebagai penjaga gawang, Anda adalah orang terakhir di lini pertahanan, jadi biasanya Anda yang disalahkan ketika terjadi kesalahan, meski kadang itu bukan murni kesalahan Anda. Tapi begitulah hidup yang saya pilih, dan saya menyukainya,” tegas Sanchez.

Kini, sang kiper merasa berada dalam kondisi terbaik, baik secara mental maupun fisik.
“Saya merasa luar biasa. Pertahanan kami bermain dengan sangat baik, dan secara keseluruhan tim juga tampil solid. Kami selalu bisa berkembang, tapi sejauh ini saya puas. Saya mendapat kepercayaan penuh dari rekan setim, pelatih, dan klub — dan saya akan terus memberikan yang terbaik,” tutupnya.