Menggebrak Di Wimbledon, Flavio Cobolli Akui Pernah Benci Grass-Court

2025-07-06 19:34:04 By Odegaard

Petenis peringkat 24 dunia tampil memukau ketika membantai petenis unggulan ke-15, Jakub Mensik dengan hanya kehilangan delapan game saja di babak ketiga Wimbledon, yang menjadi kemenangan pertamanya atas petenis peringkat 20 besar di turnamen grass-court.

 

Kini, petenis berkebangsaan Italia mencetak tiga kemenangan beruntun di turnamen grass-court untuk kali pertama sekaligus melenggang ke babak keempat Grand Slam untuk kali pertama dalam kariernya.

 

Petenis berusia 23 tahun telah memulai gebrakannya dengan memenangkan dua gelar pada musim 2025 dan keduanya ia menangkan di turnamen clay-court. Andrey Rublev, Joao Fonseca, dan Denis Shapovalov merupakan beberapa petenis yang telah ia kalahkan pada musim ini.

 

“Ini adalah sesuatu yang saya impikan, sejak saya mulai bermain tenis. Terutama di sini, sungguh fantastik lolos ke babak keempat,” seru Cobolli.

 

“Saya pikir saya memainkan salah satu pertandingan terbaik dalam hidup saya, hampir sempurna. Saya merasa benar-benar gembira bermain di lapangan ini, karena itu membuat saya merasa gembira, tetapi kini waktunya untuk memulihkan diri dan memikirkan tentang babak selanjutnya.”

 

Tampaknya, kecintaan petenis berusia 23 tahun terhadap grass-court sudah ada sejak lama. Tetapi, datang dari negara di mana kebanyakan petenisnya tumbuh besar di clay-court, hal tersebut tidak selalu terjadi.

 

“Tiga musim lalu, saya benar-benar membenci grass-court, ketika saya masih bermain sebagai petenis junior,” aku Cobolli.

 

“Karena dengan permainan tenis saya, di Italia kami mulai bermain tenis di clay-court. Sebagian besar lapangan merupakan clay-court. Anda membutuhkan lebih banyak waktu untuk bermain di grass-court. Kini, grass-court membuat saya merasa gembira, karena saya bermain dengan apik, tetapi juga karena saya bisa mencoba hal lain dari clay-court atau hard-court.”

 

“Saya pikir itu baik bagi saya karena saya pikir saya memiliki salah satu pengembalian yang cukup baik di turnamen.”

 

Kini setelah menorehkan pencapaian baru dalam kariernya, tantangan akan terus datang. Sementara ada banyak kesuksesan bagi petenis berkebangsaan Italia pada musim ini, ada juga rasa frustasi. Setelah United Cup awal musim ini, ia kalah di delapan dari sembilan pertandingan selanjutnya sebelum memenangkan gelar di Bukares.

 

Jadi, apa yang telah menjadi titik balik baginya?

 

“Saya berusaha lebih baik di luar lapangan. Saya berusaha melakukan hal yang benar dengan lebih baik di atas maupun di luar lapangan,” tutur Cobolli.

 

“Saya pikir itu mengubah sesuatu dan juga dengan tim, saya bekerja sama dengan sedikit lebih baik. Saya pikir itu adalah kunci untuk menjadi petenis yang hebat.”

 

Masih harus berjuang, Cobolli selanjutnya akan bertemu petenis berkebangsaan Kroasia, Marin Cilic di babak keempat Wimbledon.